Jumat, 09 September 2011

Kesia-siaan

Inginku ubah waktu yang terlewati
Maka akan kuubah hal yang telah kulalui
Inginku tak selemah ini
Maka tak perlulah kusesali

Makhluk hidup memiliki perbedaan
Begitu pula kau dan aku
Memang tak ada guna genggam penyesalan
Tapi kenyataan memaksa begitu

Kutau kau ada didekatku
Tapi kumerasa kau jauh dariku
Ku rasa sekat membatasiku
Tuk mencurahkan kegundahanku padamu

Kutau kau bingung
Kutau kau gelisah
Akan sikapku yang membuatmu bimbang
Akan sikapku yang membuatmu gundah

Kusematkan pada hatiku tuk mendekat
Tapi hal sama terus terjadi
Entah mengapa halangan terus mendekat
Kian lama kusadari kelemahanku ini

Tapi benang merah penghubung telah terputus
Tanpa menunjukkan tanda kan terhubung kembali
Kutahu semuanya telah pupus
Kusesali semua karena kelemahanku ini

Inginku ubah waktu
Karena ada yang ingin kusampaikan padamu

Maafkan ku tuk kelemahanku
Maafkan ku tuk sikap burukku
Maafkan ku tuk kebodohanku
Maafkan ku tuk ke-tak mengertianku

Dan...

Terima kasihku padamu tuk kasih sayangmu
Terima kasihku padamu tuk kepedulianmu
Terima kasihku padamu tuk kemaklumanmu
Terima kasihku padamu tuk rasa sakit pemberianmu

About Me


Well, I'm only a person, kinda a simple person yet complicated mind. I’m a bit freak and over-imagine person. I’m noisy. And the other times I become a quite person (with even no single word come from me). I’m not a daffodil girl. Seriously, I even absolutely loathe pink so much from the deepest of my heart.

I can be a loner, insane, even evil, meanie, jealously, badass, over-sensitive, etc. And enjoy it. Whatever people think, I still keep it in my mind. And next time I will make sure that person will regret it.

Once, someone was says that I’m cynical and that’s what make me oftenly break up with someone. Though, in fact it’s because I just thinked that kind of relationship is only a game. I don’t even ever say a sarcastic words to someone I love (well, maybe I ever do that but only when he’s trying to cheat; anyway he didn’t even know the words is for him). I was just trying to use sarcastic words to implicitly mock a person. Not everytime.  Well, if that person say so, lemme just be a cynical in front of him so that person could satisfied.

Actually, ussualy I broke up because he loves another girl (but I don’t really care; because my first boyfriend is also my best friend so I don’t really think about it). Or because I found a better person who will care me more than only care about an online game!!!
The last time I broke up (but I still don’t know whether I still love him or no; but I always think of him ==’) is because some bitches. He’s my classmates and some of my girlmates is ever in love with him (he’s popular anyway). And because he’s a lill’ kind of jerky that likes to gather around people (especially girls). There’re some kinda misscommunication between us that caused us broke up. And half of it happen because of 2 of my girlmates that’s almost just like a bitch (especially 1 girl).

Our relationship is getting worse after we broke up cause he with ease do a romantic scene with the bitches in front of me to annoys me. Well, it works a bit… Then it getting worse cause I yelled at him cause he mocked my E.S., me, my bestfriend and so on. But… when I was just moving out from the Jr. HS, he’s suddenly changes his behaves and looking for me, longing for me, and so on. I really don’t understand what is he thinking about…

Well, enough with that…

Oh yeah, I’m an author in FFN and FPC. They’re The Crazy Teams (it’s made by me and my partner in 10 February 2010) and DblackfeathersphoenixF. In FFN I start to write in FBI, then FNI, FPHI, and a Xover between Bleach and Death Note. And I’m having a project, within this years I wanna write in FKI and FOPI. I hope it’d come true…

Well, about my behaviors…

I used to be a loner. Cause I don’t wanna bother others and I enjoy it.

I rarely get jealous honestly. But suddenly it’s become often cause the IDIOTIC BOY or I used to call him (stupid&ugly)CHICKEN.

I become an evil, meanie, and badass, only to person I hate or dislike. Or if I’m in a bad state. Actually I hard to hate person, and I don’t want it. And only a GIRL who could make me can’t stop hating or disliking her.

Anddd… I like to write. Cause people could understand it and read it everytime. And because I have a soft and small voices that makes people couldn’t hear me well. And only seeing me open my mouth with no sound, weirdo ==’. So I’d rather write it out.

And I like song, some song that I like make me thinks that it’s kinda about me…
They’re: Everything Back But You by Avril Lavigne, Love The Way You Lie by Ariana Grande, Disgusting, About You Now and Daydrem by Miranda Cosgrove, Break Your Heart by Jennette McCurdy, Beggin’ on your knees by Victoria Justice, One of Us by Pandora, Life is Like a Boat by Rie Fu, Namida no Regret by SCANDAL, The Day You Went Away by M2M, So Sick by Neyo, Magical by Selena Gomez, Give it Up by Elizabeth Gillies and Ariana Grande, etc.  Some of the song is covered, but I dunno the real singer so I write the singer that sings it that I know.

I’m an Otaku…

I enjoy drawing manga…

And enjoying imagine the story of my OC…

That’s it for now…
See ya’ later…



Sandiwara Kepalsuan

Hidup adalah panggung sandiwara
Itu artinya penuh kepalsuan
Kutahu diriku pun bersandiwara
Itu artinya aku pun diliputi kepalsuan
Cukuplah ku tertawa
Jika nyatanya ku terluka
Tapi aku tak berdaya
Hanya tawa yang kubisa
Inginku tak dustai hati
Tapi kuakui aku ini memanglah pendusata
Inginku tak memaksakan hati
Akan tetapi ku tak bisa
Kutahu aku ini penakut
Memalingkan mata dari kenyataan
Kutahu aku membentuk sekat
‘Tuk jauhkan diriku dari kenyataan
Mungkin ini adalah balasan
‘Tuk dosa yang kubuat
Tapi kurasa ini demi keselamatan
Lebih menyedihkan jika tak ada apapun didapat
Jadi kudisini menerimanya
Segala kepalsuan yang ada
Entah itu nyata atau fana
Karena hidupku adalah sandiwara

Pijakan

Lama kutunggu,
akhirnya kucapai juga tempat ini.
.
Awalnya kupikir…
…tempat ini,
cahaya ini…
…adalah tempat yang sudah sangat lama kutunggu.
.
Tempat yang kudamba,
tempat yang kunantikan,
tempat yang kuharapkan.
.
Kupikir disinilah aku seharusnya berada,
cahaya ini…
…tempatku berpijak.
.
Inilah yang kutunggu.
.
Tapi…
…ternyata aku salah.
.
Tempat ini,
cahaya ini,
tempatku berpijak.
Tempat ini terlalu terang.
Membuatku hampir tertelan…
…dan menghilang dalam cahayanya yang begitu menyilaukan.
.
Aku salah.
Ini bukan tempatku.
Sebaiknya aku kembali.
.
Kesana,
ketempatku…
…di kegelapan.
.
Disanalah tempatku bernaung.
.
Tapi,
aku takut.
Jika aku kembali,
aku takut.
Aku takut kegelapan akan menelanku…
…membuatku tenggelam di dasarnya yang terdalam.
.
Akhirnya aku sadar,
aku melangkah terlalu jauh.
Aku terlalu yakin pada cahaya itu.
Aku melangkah terlalu jauh,
membuatku kehilangan haluan.
Seharusnya dari awal,
aku tak perlu repot-repot melangkah pergi dari kegelapan.
Sekarang,
aku kehilangan tempatku berpijak.
.
.
.
Jika aku tak bisa berpijak di tempat dengan cahaya itu,
jika aku tak bisa berpijak di tempat dengan kegelapan itu…
…dimana akukan berpijak…?

Andaikan

AndaMatahari sudah terbenam.
Bulan mulai naik.
Bintang-bintang mulai bertebaran.
Malam semakin larut.
Suara-suara semakin memelan.
Dan akhirnya hilang ditelan larut malam.
Berjuta insan di salah satu bagian bumi sudah terbang menuju alam mimpi masing-masing.
Berbeda denganku.
Aku disini menunggumu.
Andai kau disini, menemaniku.
Andai kau disini, tak masalah bagiku tak menutup mata dan beristirahat malam ini, asal kau disampingku.
Angin malam berembus…
Membawa hawa dingin kesegala tempat.
Membuat tubuhku terasa dingin.
Andai saja kau ada disampingku.
Andai saja kau tengah memelukku saat itu.
Malam menjadi gelap.
Sang rembulan tak menampakan diri.
Dirinya bersembunyi dibalik awan.
Dan kau, bagaikan sang rembulan itu.
Hey, kemana kau?
Andai saja kau masih terjaga.
Andai saja kau bisa menemaniku hingga fajar tiba.
Malam semakin pendek.
Sang fajar 'kan segera muncul.
Ah, kumohon jangan pergi dulu, wahai malam.
Aku takut jika sang fajar muncul, maka kau 'kan menghilang.
Kau menghilang didalam kesibukanmu.
Andai saja aku bisa disampingmu saat itu.
Andai saja kau masih bisa menemaniku walau sang fajar tengah berperan.
Kau bagaikan sang bulan di malam hari.
Kau bagaikan sang matahari di siang hari.
Kau bagaikan tokoh utama yang selalu muncul di setiap cerita.
Kau muncul diceritaku—saat ini.
Kau bagaikan sebuah kata yang terus muncul didalam sebuah lagu.
Andai kau adalah bagian dari diriku.
Bagian dari diriku yang 'kan senantiasa ada disampingku dan menemaniku.

Tentangku 5: Kehangatan dan Merah Jambu…

Menurutku, kau adalah kehangatan...
Ya, kau adalah kehangatan.
Kau begitu hangat.
Aku tak ingin lepas darimu.
Lepas dari kehangatanmu.
Hatimu hangat.
Sentuhanmu hangat.
Kau menghangatkanku ditengah rasa dingin saat 'cahaya' tak memperhatikanku.
Ditengah rasa dingin saat 'cahaya' meninggalkanku.
Kau melelehkan hatiku yang membeku karena 'cahaya' yang mendingin.
Tapi, ada saat dimana kehangatan menggangguku.
Saat dimana kehangatan membuatku kesal.
Aku benci,
aku tak suka,
jika kehangatan dekat dengan yang lain dan tak memperhatikanku.
Jika itu terjadi,
pikiranku akan kacau.
Bagai gulungan benang yang diulur dan kemudian digulung asal-asalan.
Bagai seekor lebah yang terkurung di dalam sebuah topi.
Aku tak tahu apa yang kupikirkan.
Aku bodoh.
Aku kekanak-kanakan.
Aku egois.
Aku membuat yang lain khawatir.
Aku membuat yang lain menyalahkan diri sendiri.
Aku tolol.
Kalaupun ada orang yang aku ingin dia merasa bersalah.
Adalah merah jambu.
Aku tidak suka sikapnya.
Terkadang dia begitu dekat dengan kehangatan.
Membuatku terkurung sendiri di dalam duniaku yang hampa.
Merah jambu sering menyalah-nyalahkan kehangatan.
Aku benci itu.
Merah jambu seakan mencoba mengalihkan perhatian kehangatan dariku.
Aku benci itu.
Aku benci merah jambu.
Aku tak ingin jika kehangatan begitu dekat dengan merah jambu.
Aku tahu kehangatan juga tidak suka dengan merah jambu.
Akan tetapi, ada kalanya kehangatan begitu dekat dengan merah jambu.
Dan membuat dunia yang seakan hanya kehangatan dan si merah jambu.
Benci beda tipis dengan cinta kan?
Oh, kuharap hal yang seperti itu takkan ada didunia.
Aku tahu aku egois.
Merah jambu.
Aku benci.
Aku benci.
Benci.
Benci.
Benci!
BENCI!
Merah jambu salah tapi tak menyadari kesalahannya.
Dia justru pura-pura tak sadar akan kesalahannya.
Merah jambu selalu mengacau dikala aku bisa begitu dekat dengan kehangatan.
Merah jambu seringkali membuat kehangatan mengalihkan perhatiannya dariku.
Merah jambu seringkali mendekati kehangatan.
Merah jambu seringkali begitu dekat dengan kehangatan.
Aku benci merah jambu!
Benci!
BENCI!
Merah jambu selalu mengatakan hal buruk tentangku!
Aku benci!
Merah jambu tak mengerti apa-apa,
tapi berkata seakan dia tahu segalanya.
Benci, benci, benci!
Aku BENCI merah jambu.

Tentangku 4: Cahaya

Menurutku, 'seeorang itu' adalah cahaya...
Ya, 'dia' adalah cahaya...
Dia menuntunku dengan baik.
Dia begitu indah...
Tapi, ada kalanya cahaya menjadi buruk.
Saat cahaya terlalu terang, aku kehilangan arah.
Cahaya menghilang ditelan kegelapan.
Dia tak lagi memperhatikanku.
Cahaya fokus pada urusannya.
Akupun fokus pada urusanku.
Aku dan cahaya sudah tak saling mengerti.
Cahaya sudah berubah.
Cahaya yang dulu kulihat sudah berubah.
Aku bahkan sudah tak mengenali cahaya itu lagi.
Cahaya sudah menghilang.
Aku melangkah menjauh dari sang cahaya.
Aku meninggalkan cahaya...
Cahaya membenciku.
Tapi aku tak peduli.
Karena sesungguhnya akulah yang sepatutnya membenci cahaya 'sedari awal'.

Tentangku 3: Kisahmu dan Kisahnya

Sekarang...
Kisahmu dan kisahnya, usai sudah...
Sungguh hal yang mengejutkan.
Tapi, di sisi lain, aku bahagia.
Egois memang.
Licik memang.
Tertawa diatas penderitaan yang lain.
Aku memang jahat.
Aku kejam.
Tapi, apa peduliku?
Inilah yang kurasakan
Apa kau tahu?
Apa kau tahu apa yang kurasakan?
Perasaanku bahkan tak bisa diungkapkan dengan kata-kata.
Saat menyadari hatimu sudah berpaling.
Dan yang membuatku lebih bahagia, perasaan itu, sekarang kau tujukan padaku.
Tapi, apa daya...
Aku sudah bersama orang lain...
Apa daya?
Sungguh takdir yang buruk...

Tentangku 2: Dulu...

Dulu, aku hanya bisa menatapmu dari balik topeng.
Meski kau dekat,
meski kau disampingku,
meski kau memperhatikanku...
Akan tetapi, kau terasa begitu jauh…
Sangat sulit dijangkau.
Seakan, ada yang membatasi antara kau dan aku…
Begitu jauh dan tak terjangkau.
Meski aku mengagumimu,
meski aku menyukaimu,
meski aku menyayangimu,
meski aku mencintaimu dengan segenap perasaanku...
Aku tahu, segenap hal yang kau miliki kau persembahkan hanya untuk'nya'.
Aku tahu itu.
Aku sadar itu.
Aku mengerti itu.
Aku sadar pada posisiku.
Yang bisa kulakukan hanyalah bermimpi kau menjadi milikku.
Mimpi kosong.
Tapi, tak apa kan hanya sekedar berharap?
Berharap kau berpaling dari'nya'?
Berharap jika suatu saat kau kan melihatku dengan cara yang kau gunakan 'tuk melihat'nya'.
Berharap kau kan menjadi milikku?
Aku tahu.
Itu hanya harapan kosong.
Hanya harapan yang egois dari diriku.
Aku tahu kalian takkan semudah itu dipisahkan...
Tapi, tak apa kan jika 'ku berharap?
Sedikit saja...
Cukup potongan kecil saja untuk berharap.
Walau sedikit saja, biarkan aku berharap padamu...
Biarkan aku memiliki perasaan ini.
Walau hanya perasaan terpendam, tak apa.
Walau takkan tersampaikan, tak apa.
Walaupun hanya perasaan yang seperti itu, hanya itu...
Hanya itu...
Aku sudah bersyukur.
Aku bersyukur bisa merasakan perasaan itu.
Apalagi, perasaan itu datang darimu….

Tentangku 1: Perhatikan aku atau siksa aku?

Kuakui aku tidak agresif.
Karenanya...
Aku lebih memilih menjadi boneka penurut dan pendiam.
Yang akan mengatakan 'Ya' untuk menyutujui pemikiranmu.
Yang akan mengatakan 'Ya' untuk menyanggupi permintaanmu yang masih sanggup kupenuhi.
Yang akan mengatakan 'Ya' atas keputusan yang kau pilih.
Jika kau bilang aku tak konsisten.
Maka, akan kujawab 'Ya'.
Karena aku menyadari sikapku sendiri.
Aku akan menjadi boneka manis yang duduk diam.
Yang hanya bisa memperhatikanmu dari balik lembaran-lembaran kertas.
Yang hanya bisa memperhatikanmu yang ada ditengah keramaian.
Menunggu kau menyadari keberadaanku.
Membawaku keluar dari dunia dimana ku menyendiri.
Memperhatikanku.
Menyayangiku.
Atau, jika kau mau, siksa aku.
Buat aku terus memperhatikanmu.
Buat aku tak bisa mengalihkan pandangan darimu.
Buat aku berharap pada satu cinta; yaitu cintamu.
Buat aku hanya percaya pada satu cinta; yaitu cintamu.
Buat aku hanya setia pada satu cinta; yaitu cintamu
Buat aku tersiksa.
Siksa aku dengan hanya bisa mencintaimu.
Siksa aku dengan cintamu.
Jika kau tak sanggup menyiksaku,
maka tetaplah kau seperti itu apa adanya.
Agar aku bisa terus memandangmu dengan rasa kagum ini.
Dengan rasa suka ini.
Dengan rasa sayang ini.
Dengan rasa cinta ini.
Dan, biarkan aku terus berharap kalau kelak aku dapat menggapaimu.
Meraihmu.
Buat aku berharap suatu saat, kau kelak akan menjadi milikku.
Dan kelak, aku kan menjadi milikmu.
Buatlah aku terus berharap pada harapan yang sekarang ini masih terlihat samar olehku...

Dia

Dia...
Itu julukannya

Dia itu bodoh
Dia itu juga brengsek
Tapi Dia bisa menguasai pikiranku

Dia itu penuh selubung
Dia itu pembohong dan pemanipulasi
Tapi aku masih berharap padanya

Dia tidak menunjukkan yang sesungguhnya
Karena itu Dia selalu terlambat

Dia  selalu menganggapku tak ada
Tapi saat aku benar-benar tak ada...
Dia justru mencari keberadaanku...

Karena itu Dia bodoh, karena selalu tidak jujur dan itu membuatnya selalu terlambat...
Bahkan di detik-detik kesempatan akhir...

Kalaulah Bisa...

Menatap sunyi sosok dibalik kilauan cahaya
Tapi bukan lagi adalah sosok yang dikenal
Kebohongan dan manipulasi menyelubunginya
Yang selalu berakhir dengan keterlambatan yang hampir fatal

Kalaulah bisa,
Aku ingin muncul dihadapannya detik ini
Tapi apakah bisa ekspresinya seperti yang lalu?

Kalaulah bisa,
Aku ingin berbicara padanya detik ini
Tapi apakah bisa kata-katanya seperti yang lalu ?

Kalaulah bisa,
Aku ingin menatapnya lagi detik ini
Tapi, samakah dengan tatapannya yang dulu?