Jumat, 09 September 2011

Tentangku 5: Kehangatan dan Merah Jambu…

Menurutku, kau adalah kehangatan...
Ya, kau adalah kehangatan.
Kau begitu hangat.
Aku tak ingin lepas darimu.
Lepas dari kehangatanmu.
Hatimu hangat.
Sentuhanmu hangat.
Kau menghangatkanku ditengah rasa dingin saat 'cahaya' tak memperhatikanku.
Ditengah rasa dingin saat 'cahaya' meninggalkanku.
Kau melelehkan hatiku yang membeku karena 'cahaya' yang mendingin.
Tapi, ada saat dimana kehangatan menggangguku.
Saat dimana kehangatan membuatku kesal.
Aku benci,
aku tak suka,
jika kehangatan dekat dengan yang lain dan tak memperhatikanku.
Jika itu terjadi,
pikiranku akan kacau.
Bagai gulungan benang yang diulur dan kemudian digulung asal-asalan.
Bagai seekor lebah yang terkurung di dalam sebuah topi.
Aku tak tahu apa yang kupikirkan.
Aku bodoh.
Aku kekanak-kanakan.
Aku egois.
Aku membuat yang lain khawatir.
Aku membuat yang lain menyalahkan diri sendiri.
Aku tolol.
Kalaupun ada orang yang aku ingin dia merasa bersalah.
Adalah merah jambu.
Aku tidak suka sikapnya.
Terkadang dia begitu dekat dengan kehangatan.
Membuatku terkurung sendiri di dalam duniaku yang hampa.
Merah jambu sering menyalah-nyalahkan kehangatan.
Aku benci itu.
Merah jambu seakan mencoba mengalihkan perhatian kehangatan dariku.
Aku benci itu.
Aku benci merah jambu.
Aku tak ingin jika kehangatan begitu dekat dengan merah jambu.
Aku tahu kehangatan juga tidak suka dengan merah jambu.
Akan tetapi, ada kalanya kehangatan begitu dekat dengan merah jambu.
Dan membuat dunia yang seakan hanya kehangatan dan si merah jambu.
Benci beda tipis dengan cinta kan?
Oh, kuharap hal yang seperti itu takkan ada didunia.
Aku tahu aku egois.
Merah jambu.
Aku benci.
Aku benci.
Benci.
Benci.
Benci!
BENCI!
Merah jambu salah tapi tak menyadari kesalahannya.
Dia justru pura-pura tak sadar akan kesalahannya.
Merah jambu selalu mengacau dikala aku bisa begitu dekat dengan kehangatan.
Merah jambu seringkali membuat kehangatan mengalihkan perhatiannya dariku.
Merah jambu seringkali mendekati kehangatan.
Merah jambu seringkali begitu dekat dengan kehangatan.
Aku benci merah jambu!
Benci!
BENCI!
Merah jambu selalu mengatakan hal buruk tentangku!
Aku benci!
Merah jambu tak mengerti apa-apa,
tapi berkata seakan dia tahu segalanya.
Benci, benci, benci!
Aku BENCI merah jambu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar