Jumat, 09 September 2011

Andaikan

AndaMatahari sudah terbenam.
Bulan mulai naik.
Bintang-bintang mulai bertebaran.
Malam semakin larut.
Suara-suara semakin memelan.
Dan akhirnya hilang ditelan larut malam.
Berjuta insan di salah satu bagian bumi sudah terbang menuju alam mimpi masing-masing.
Berbeda denganku.
Aku disini menunggumu.
Andai kau disini, menemaniku.
Andai kau disini, tak masalah bagiku tak menutup mata dan beristirahat malam ini, asal kau disampingku.
Angin malam berembus…
Membawa hawa dingin kesegala tempat.
Membuat tubuhku terasa dingin.
Andai saja kau ada disampingku.
Andai saja kau tengah memelukku saat itu.
Malam menjadi gelap.
Sang rembulan tak menampakan diri.
Dirinya bersembunyi dibalik awan.
Dan kau, bagaikan sang rembulan itu.
Hey, kemana kau?
Andai saja kau masih terjaga.
Andai saja kau bisa menemaniku hingga fajar tiba.
Malam semakin pendek.
Sang fajar 'kan segera muncul.
Ah, kumohon jangan pergi dulu, wahai malam.
Aku takut jika sang fajar muncul, maka kau 'kan menghilang.
Kau menghilang didalam kesibukanmu.
Andai saja aku bisa disampingmu saat itu.
Andai saja kau masih bisa menemaniku walau sang fajar tengah berperan.
Kau bagaikan sang bulan di malam hari.
Kau bagaikan sang matahari di siang hari.
Kau bagaikan tokoh utama yang selalu muncul di setiap cerita.
Kau muncul diceritaku—saat ini.
Kau bagaikan sebuah kata yang terus muncul didalam sebuah lagu.
Andai kau adalah bagian dari diriku.
Bagian dari diriku yang 'kan senantiasa ada disampingku dan menemaniku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar